Ditulis oleh - Taufik Ramadhan - 19 Maret 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang diiringi
kemajuan teknologi, mendorong kita untuk senantiasa berupaya meningkatkan
kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi. Dalam hal ini kita juga
harus memperhatikan kode etik dalam IT. Kode etik adalah sistem norma, nilai
dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Ketaatan
tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah
bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu
terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga
profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan
rusak dan yang rugi adalah dia sendiri. Kode etik bukan merupakan kode yang
kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau
sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman
1.2. Tujuan
Dalam penulisan ini penulis membuat makalah etika dan profesionalisme dalam
bidang teknolodi informasi yaitu untuk memperluas wawasan tentang
profesionalisme kerja dibidang teknologi informasi dan juga sebagai bahan
dalam kajian diskusi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Etika
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia. Bertujuan untuk mendapatkan konsep yang
sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi
semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu,
pengertian etika ada 2 macam, yaitu:
1. Pengertian Baik
Sesuatu hal yang dikatakan
baik bila mendatangkan rahmat dan memberikan perasaan senang atau bahagia.
Dengan kata lain, sesuatu yang dikatakan baik bila ia dihargai secara
positif.
2. Pengertian Buruk
Segala yang tercela perbuatan
buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan noma-norma masyarakat yang
berlaku.
2.2. Pengertian
Profesionalisme
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam
bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
Dalam bekerja, setiap manusia di tuntut untuk bisa memiliki profesionalisme
karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian
dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta
sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen.
Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter
yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.
Jika pada bidang IT mempunyai ciri-ciri profesional, yaitu:
1. Memiliki kemampuan dan
ketrampilan dalam bidang pekerjaan IT
2. Memiliki wawasan yang luas.
3. Memiiliki kemampuan dalam analisa dan
tanggap terhadap masalah yang terjadi.
4. Mampu berkerjasama dan dapat menjalin
hubungan baik dengan rekan-rekan kerja
5. Dapat menjaga kerahasian dari sebuah
data dan informasi
6. Dapat menjunjung tinggi kode etik dan
displin etika.
2.3. Pengertian Teknologi
Informasi
Teknologi Sistem Informasi (TSI) adalah technology information system yaitu
teknologi yang tidak terbatas pada penggunaan sarana komputer, tetapi meliputi
pemrosesan data, aspek keuangan, pelayanan jasa sejak perencanaan, standar dan
prosedur, serta organisasi dan pengendalian sistem catatan (informasi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi Etika dan
Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi
Dari tiga pengertian di atas maka definisi dari Etika dan Profesionalisme
Teknologi Sistem Informasi adalah norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran bagi tingkah laku, keahlian atau kualitas seseorang yang
profesional dari manusia yang baik dalam menggunakan teknologi sistem informasi
di lingkungannya. sebagai pekerja teknologi informasi yang memiliki aturan
aturan serta sikap dan tingkahlaku dalam pengoperasian teknologi informasi.
Tentunya ada alasan untuk membutuhkannya etika dan profesionalisme
dalam TSI dalah agar dalam sebuah pekerjaan yang membutuhkan sikap dan tanggung
jawab, manusia lebih baik saat mengetahui aturan aturan yang harus dipenuhi
sehingga Manusia yang memiliki etika baik juga akan mendapat perlakuan yang
baik dari orang lain.
Etika dan Profesionalisme TSI perlu digunakan karena etika dapat membuat
seorang menjadi pribadi yang mengetahui apa tanggung jawab dan sikap yang
bernar yang harus ia ambil dan putuskan. profesionalisme juga membuat seseorang
menjadi paham benar apa yang harus dikerjakan dan mendidik untuk menjadi
manusia yang berkulitas.
.
3.2. Bagaimana
Menggunakan Etika dan Profesionalisme TSI
Etika dan Profesionalisme TSI perlu digunakan karena etika dalam
perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia
orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu
kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan
yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala
aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi
memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Standar-standar etika menjelaskan dan
menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada
umumnya.
2. Standar-standar etika membantu tenaga
ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka
menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan.
3. Standar-standar etika membiarkan
profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat
melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu.
4. Standar-standar etika mencerminkan /
membayangkan pengharapan moral-moral dari komunitas, dengan demikian
standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU
etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.
5. Standar-standar etika merupakan dasar
untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
3.3. Tujuan penerapan
Etika dan Profesionalisme TSI
Alasan mengapa seseorang harus memiliki etika dan profesionalisme adalah
agar terhindar dari sikap atau perbuatan yang dapat melanggar norma-norma yang
ada di lingkungan masyarakat. Manusia yang memiliki etika baik juga akan
mendapat perlakuan yang baik dari orang lain. Etika dan Profesionalisme TSI
perlu digunakan karena etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani
hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu
manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup
ini, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai
dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Etika dalam teknologi informasi bertujuan agar suatu individu di lingkungan
itu :
1. Mampu memetakan permasalahan yang
timbul akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri.
2. Mampu menginventarisasikan dan
mengidentifikasikan etikan dalam teknologi informasi.
3. Mampu menemukan masalah dalam
penerapan etika teknologi informasi.
3.4. Waktu Menerapkan
Etika dan Profesionalisme TSI
Waktu yang harus menggunakan etika adalah ketika seseorang hendak
menggunakan teknologi sistem informasi yang ada. Tetapi etika dan
profesionalisme TSI ini tidak hanya digunakan saat sedang melakukan sebuah
proyek yang akan dijalankan, melainkan juga harus di jalankan setiap waktu pada
saat yang tepat. Sebuah pertanggung-jawaban dari suatu etika dan
profesionalisme harus nyata.
Isu-isu etika yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Isu privasi
Rahasia
pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail,
memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi).
Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi
mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku
untuk individu, kelompok, dan institusi.
2. Isu akurasi
Autentikasi,
kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses. Siapa yang
bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa
yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan?
3. Isu properti
Kepemilikan
dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling
umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan
perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi
para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.
4. Isu aksesibilitas
Hak untuk
mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga
menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.
Isu-isu tersebut harus diperhatikan dan dijadikan panduan ketika hendak
menggunakan TSI dan harus dilakukan secara profesional mengingat peran
seseorang tersebut disuatu perusahaan yang berkaitan erat dengan tanggung jawab
orang tersebut di perusahaan.
Pengguna etika dan profesionalisme TSI adalah semua elemen di dalam suatu
lingkungan kerja yang akan menggunakan TSI. Mereka yang ada di lingkungan kerja
ini harus sadar dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan etika dan
profesionalisme TSI untuk menghindari isu-isu etika seperti yang telah
dijelaskan di atas.
3.5. Pelaku – pelaku yang
Menerapkan Etika dan Profesionalisme TSI
Penerapan etika dan profesionalitas teknologi sistem informasi harus
dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam Teknologi Sistem Informasi
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, setiap orang yang hendak menggunakan
teknologi sistem informasi tertentu harus mempertimbangkan untuk menggunakan
etika dan profesionalisme teknologi sistem informasi, sehingga pengguna etika dan
profesionalisme teknologi sistem informasi ini tentunya adalah semua elemen di
dalam suatu lingkungan kerja yang akan dan telah menggunakan Teknologi Sistem
Informasi untuk menghindari adanya isu-isu etika dalam pemanfaatan TI.
Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab moral untuk
mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di setiap kesempatan
dantempat khususnya tempat kita bekerja. Hal itu termasuk melaksanakan peran
kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem
bisnis dalam organisasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana
mereka harus menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh
masyarakat. Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja
sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukannya dari
segi tuntutan pekerjaan.
Kesadaran oleh tiap individu yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi juga kontrol sosial terhadap pengguna lain yang disertai penegakan
hukum yang tegas memberantas tindak pelanggaran-pelanggaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi sehingga terbentuk suatu kesadaran sosial masyarakat
akan pentingnya pengendalian terhadap penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang sesungguhnya sangat bermanfaat bila dimanfaatkan dengan tepat
guna
0 Response to "Makalah Etika Dan Profesionalisme Di Bidang Teknologi Informasi"
Post a Comment