BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Set Instruksi (bahasa Inggris: Instruction
Set, atau Instruction Set Architecture (ISA)) didefinisikan sebagai
suatu aspek dalam arsitektur komputer yang dapat dilihat
oleh para pemrogram. Secara umum, ISA ini mencakup jenis data yang
didukung, jenis instruksi yang dipakai,
jenis register, mode pengalamatan, arsitektur memori,
penanganan interupsi, eksepsi, dan operasi I/O
eksternalnya (jika ada).
ISA merupakan sebuah spesifikasi dari Pullman semua
kode-kode biner (opcode)
yang diimplementasikan dalam bentuk aslinya (native form) dalam sebuah
desain prosesortertentu. Kumpulan opcode tersebut,
umumnya disebut sebagai bahasa mesin (machine language) untuk ISA
yang bersangkutan. ISA yang populer digunakan adalah set instruksi untuk
chip Intel x86, IA-64, IBM PowerPC, Motorola 68000, Sun SPARC, DEC Alpha,
dan lain-lain.
ISA kadang-kadang digunakan untuk membedakan kumpulan
karakteristik yang disebut di atas dengan mikroarsitektur prosesor, yang
merupakan kumpulan teknik desain prosesor untuk mengimplementasikan set
instruksi (mencakup microcode, pipeline, sistem cache, manajemen daya, dan
lainnya). Komputer-komputer dengan mikroarsitekturberbeda
dapat saling berbagi set instruksi yang sama. Sebagai contoh, prosesor Intel
Pentium dan prosesor AMD Athlon mengimplementasikan
versi yang hampir identik dari set instruksi Intel x86, tetapi jika ditinjau
dari desain internalnya, perbedaannya sangat radikal. Konsep ini dapat
diperluas untuk ISA-ISA yang unik seperti TIMI yang terdapat dalam IBM System/38 dan IBM IAS/400. TIMI merupakan
sebuah ISA yang diimplementasikan sebagai perangkat lunak level rendah yang
berfungsi sebagai mesin virtual. TIMI didesain untuk meningkatkan masa hidup
sebuah platform dan aplikasi yang ditulis untuknya, sehingga mengizinkan
platform tersebut agar dapat dipindahkan ke perangkat keras yang sama sekali
berbeda tanpa harus memodifikasi perangkat lunak (kecuali yang berkaitan dengan
TIMI). Hal ini membuat IBM dapat memindahkan platform AS/400dari arsitektur
mikroprosesor CISC ke
arsitektur mikroprosesor POWER tanpa harus menulis
1.2. PEMBATASAN
MASALAH
Karena cakupan dari set intruksi yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek atau bidang yang beragam , maka kami hanya membataskan makalah ini dari segi yang formal saja, tidak meluputi semua aspek-aspek yang ada.
Karena cakupan dari set intruksi yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek atau bidang yang beragam , maka kami hanya membataskan makalah ini dari segi yang formal saja, tidak meluputi semua aspek-aspek yang ada.
1.3. RUMUSAN MASALAH
Jelaskan apa yang dimaksud set intruksi!
Jelaskan elemen-elemen dari set intruksi!
Jelaskan simbol, jenis, & format set intruksi!
Jelaskan teknik pengalamatannya!
Berilah contoh / bentuk intruksinya!
1.4. TUJUAN PENULISAN
Mengetahui apa itu yang dimaksud set intruksi..
Mengetahui simbol-simbol dari set intruksi.
Mengetahui elemen ,jenis, format dari set intruksi.
Mengetahui teknik atau cara pengalamatan dari set intruksi.
Mengetahui contoh dari set intruksi tersebut dalam bentuk
aritmatikanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SET INSTRUKSI
Set instruksi (instruction set) adalah sekumpulan lengkap
instruksi yang dapat di mengerti oleh sebuah CPU, set instruksi sering juga
disebut sebagai bahasa mesin (machine code), karna aslinya juga berbentuk biner
kemudian dimengerti sebagai bahasa assembly, untuk konsumsi manusia
(programmer), biasanya digunakan representasi yang lebih mudah dimengerti oleh
manusia.
Sebuah instruksi terdiri dari sebuah opcode, biasanya
bersama dengan beberapa informasi tambahan seperti darimana asal
operand-operand dan kemana hasil-hasil akan ditempatkan. Subyek umum untuk
menspesifikasikan di mana operand-operand berada (yaitu, alamat-alamatnya)
disebut pengalamatan
Pada beberapa mesin, semua instruksi memiliki panjang yang
sama, pada mesin-mesin yang lain mungkin terdapat banyak panjang berbeda.
Instruksi-instruksi mungkin lebih pendek dari, memiliki panjang yang sama seperti,
atau lebih panjang dari panjang word. Membuat semua instruksi memiliki panjang
yang sama lebih muda dilakukan dan membuat pengkodean lebih mudah tetapi sering
memboroskan ruang, karena semua instruksi dengan demikian harus sama panjang
seperti instruksi yang paling panjang.
2.2. ELEMEN-ELEMEN
DARI INSTRUKSI MESIN (SET INSTRUKSI)
* Operation Code (opcode) : menentukan operasi yang akan
dilaksanakan
* Source Operand Reference : merupakan input bagi operasi
yang akan dilaksanakan
* Result Operand Reference : merupakan hasil dari operasi
yang dilaksanakan
* Next instruction Reference : memberitahu CPU untuk
mengambil (fetch) instruksi berikutnya setelah instruksi yang dijalankan
selesai. Source dan result operands dapat berupa salah satu diantara tiga jenis
berikut ini:
Main or Virtual Memory
CPU Register
I/O Device
Missal instruksi dengan 2 alamat operand : ADD A,B A dan B
adalah suatu alamat register.
2.3. BEBERAPA
SIMBOLIK INTRUKSI:
ADD :
Add (jumlahkan)
|
SUB :
Subtract (Kurangkan)
|
MPY/MUL : Multiply (Kalikan)
|
DIV :
Divide (Bagi)
|
LOAD :
Load data dari register/memory
|
STOR :
Menyimpan data ke register/memory
|
MOVE :
Memindahkan data dari satu tempat ke tempat lain
|
SHR :
Shift kanan data
|
SHL :
Shift kiri data .dan lain-lain
|
2.4. JENIS INTRUKSI
Data Processing : Aritmetik (ADD, SUB, dsb) & Logic
Instructions
(AND, OR, NOT, SHR, dsb)
Data Storage (Memory) :
Transfer data (STOR, LOAD, MOVE, dsb)
Data Movement :
Input dan Output ke modul I/O
Program Flow Control :
Test and branch instructions (JUMP, HALT,
dsb).
2.5. DESAIN SET INSTRUKSI
Desain set instruksi merupakan masalah yang sangat komplek
yang melibatkan banyak aspek, diantaranya adalah:
Kelengkapan set instruksi
Ortogonalitas (sifat independensi instruksi)
Kompatibilitas : – Source code compatibility – Object code Compatibility
Selain ketiga aspek tersebut juga melibatkan hal-hal sebagai
berikut:
Operation Repertoire: Berapa banyak dan operasi apa saja
yang disediakan, dan berapa sulit operasinya
Data Types: tipe/jenis data yang dapat olah Instruction
Format: panjangnya, banyaknya alamat, dsb.
Register: Banyaknya register yang dapat digunakan
4.Addressing: Mode pengalamatan untuk operand
2.6. FORMAT
INSTRUKSI
* Suatu instruksi terdiri dari beberapa field yang sesuai
dengan elemen dalam instruksi tersebut. Layout dari suatu instruksi sering
disebut sebagai Format Instruksi (Instruction Format).
2.7. OPCODE OPERAND
REFERENCE OPERAND REFERENCE JENIS-JENIS OPERAND
* Addresses (akan dibahas pada addressing modes)
* Numbers : – Integer or fixed point – Floating point – Decimal (BCD)
* Characters : – ASCII – EBCDIC
* Logical Data : Bila data berbentuk binary: 0 dan 1
* Numbers : – Integer or fixed point – Floating point – Decimal (BCD)
* Characters : – ASCII – EBCDIC
* Logical Data : Bila data berbentuk binary: 0 dan 1
2.8. TRANSFER
DATA
* Menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan.
* Lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas daripada stack.
* Menetapkan panjang data yang dipindahkan.
* Menetapkan mode pengalamatan.
* Tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah :
a. Memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain.
b. Apabila memori dilibatkan :
1. Menetapkan alamat memori.
2. Menjalankan transformasi alamat memori virtual ke alamat memori aktual.
3. Mengawali pembacaan / penulisan memori
* Menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan.
* Lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas daripada stack.
* Menetapkan panjang data yang dipindahkan.
* Menetapkan mode pengalamatan.
* Tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah :
a. Memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain.
b. Apabila memori dilibatkan :
1. Menetapkan alamat memori.
2. Menjalankan transformasi alamat memori virtual ke alamat memori aktual.
3. Mengawali pembacaan / penulisan memori
2.9. Operasi set
instruksi untuk transfer data :
* MOVE : memindahkan word atau blok dari sumber ke
tujuan
* STORE : memindahkan word dari prosesor ke memori.
* LOAD : memindahkan word dari memori ke prosesor.
* EXCHANGE : menukar isi sumber ke tujuan.
* CLEAR / RESET : memindahkan word 0 ke tujuan.
* SET : memindahkan word 1 ke tujuan.
* PUSH : memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack.
* POP : memindahkan word dari bagian paling atas sumber
* STORE : memindahkan word dari prosesor ke memori.
* LOAD : memindahkan word dari memori ke prosesor.
* EXCHANGE : menukar isi sumber ke tujuan.
* CLEAR / RESET : memindahkan word 0 ke tujuan.
* SET : memindahkan word 1 ke tujuan.
* PUSH : memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack.
* POP : memindahkan word dari bagian paling atas sumber
2.10. ARITHMETIC
Tindakan CPU untuk melakukan operasi arithmetic :
Tindakan CPU untuk melakukan operasi arithmetic :
Transfer data sebelum atau sesudah.
Melakukan fungsi dalam ALU.
Menset kode-kode kondisi dan flag.
Operasi set instruksi untuk arithmetic :
1. ADD : penjumlahan 5. ABSOLUTE
2. SUBTRACT : pengurangan 6. NEGATIVE
3. MULTIPLY : perkalian 7. DECREMENT
4. DIVIDE : pembagian 8. INCREMENT
Nomor 5 sampai 8 merupakan instruksi operand tunggal. LOGICAL
1. ADD : penjumlahan 5. ABSOLUTE
2. SUBTRACT : pengurangan 6. NEGATIVE
3. MULTIPLY : perkalian 7. DECREMENT
4. DIVIDE : pembagian 8. INCREMENT
Nomor 5 sampai 8 merupakan instruksi operand tunggal. LOGICAL
* Tindakan CPU sama dengan arithmetic
* Operasi set instruksi untuk operasi logical :
1. AND, OR, NOT, EXOR
2. COMPARE : melakukan perbandingan logika.
3. TEST : menguji kondisi tertentu.
4. SHIFT : operand menggeser ke kiri atau kanan menyebabkan konstanta pada ujung bit.
5. ROTATE : operand menggeser ke kiri atau ke kanan dengan ujung yang terjalin.
* Operasi set instruksi untuk operasi logical :
1. AND, OR, NOT, EXOR
2. COMPARE : melakukan perbandingan logika.
3. TEST : menguji kondisi tertentu.
4. SHIFT : operand menggeser ke kiri atau kanan menyebabkan konstanta pada ujung bit.
5. ROTATE : operand menggeser ke kiri atau ke kanan dengan ujung yang terjalin.
2.11. CONVERSI
Tindakan CPU sama dengan arithmetic dan logical.
* Instruksi yang mengubah format instruksi yang beroperasi terhadap format data.
* Misalnya pengubahan bilangan desimal menjadi bilangan biner.
* Operasi set instruksi untuk conversi :
1. TRANSLATE : menterjemahkan nilai-nilai dalam suatu bagian memori berdasrkan tabel korespodensi.
2. CONVERT : mengkonversi isi suatu word dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
Tindakan CPU sama dengan arithmetic dan logical.
* Instruksi yang mengubah format instruksi yang beroperasi terhadap format data.
* Misalnya pengubahan bilangan desimal menjadi bilangan biner.
* Operasi set instruksi untuk conversi :
1. TRANSLATE : menterjemahkan nilai-nilai dalam suatu bagian memori berdasrkan tabel korespodensi.
2. CONVERT : mengkonversi isi suatu word dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
2.12. INPUT /
OUPUT
* Tindakan CPU untuk melakukan INPUT /OUTPUT :
1. Apabila memory mapped I/O maka menentukan alamat memory mapped.
2. Mengawali perintah ke modul I/O
* Tindakan CPU untuk melakukan INPUT /OUTPUT :
1. Apabila memory mapped I/O maka menentukan alamat memory mapped.
2. Mengawali perintah ke modul I/O
* Operasi set instruksi Input / Ouput :
1. INPUT : memindahkan data dari pernagkat I/O tertentu ke tujuan
2. OUTPUT : memindahkan data dari sumber tertentu ke perangkat I/O
3. START I/O : memindahkan instruksi ke prosesor I/O untuk mengawali operasi I/O
4. TEST I/O : memindahkan informasi dari sistem I/O ke tujuan TRANSFER CONTROL
1. INPUT : memindahkan data dari pernagkat I/O tertentu ke tujuan
2. OUTPUT : memindahkan data dari sumber tertentu ke perangkat I/O
3. START I/O : memindahkan instruksi ke prosesor I/O untuk mengawali operasi I/O
4. TEST I/O : memindahkan informasi dari sistem I/O ke tujuan TRANSFER CONTROL
* Tindakan CPU untuk transfer control : Mengupdate program
counter untuk subrutin , call / return.
* Operasi set instruksi untuk transfer control :
1. JUMP (cabang) : pemindahan tidak bersyarat dan memuat PC dengan alamat tertentu.
2. JUMP BERSYARAT : menguji persyaratan tertentu dan memuat PC dengan alamat tertentu atau tidak melakukan apa tergantung dari persyaratan.
3. JUMP SUBRUTIN : melompat ke alamat tertentu.
4. RETURN : mengganti isi PC dan register lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.
5. EXECUTE : mengambil operand dari lokasi tertentu dan mengeksekusi sebagai instruksi
6. SKIP : menambah PC sehingga melompati instruksi berikutnya.
7. SKIP BERSYARAT : melompat atau tidak melakukan apa-apa berdasarkan pada persyaratan
8. HALT : menghentikan eksekusi program.
9. WAIT (HOLD) : melanjutkan eksekusi pada saat persyaratan dipenuhi
10. NO OPERATION : tidak ada operasi yang dilakukan.
1. JUMP (cabang) : pemindahan tidak bersyarat dan memuat PC dengan alamat tertentu.
2. JUMP BERSYARAT : menguji persyaratan tertentu dan memuat PC dengan alamat tertentu atau tidak melakukan apa tergantung dari persyaratan.
3. JUMP SUBRUTIN : melompat ke alamat tertentu.
4. RETURN : mengganti isi PC dan register lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.
5. EXECUTE : mengambil operand dari lokasi tertentu dan mengeksekusi sebagai instruksi
6. SKIP : menambah PC sehingga melompati instruksi berikutnya.
7. SKIP BERSYARAT : melompat atau tidak melakukan apa-apa berdasarkan pada persyaratan
8. HALT : menghentikan eksekusi program.
9. WAIT (HOLD) : melanjutkan eksekusi pada saat persyaratan dipenuhi
10. NO OPERATION : tidak ada operasi yang dilakukan.
2.13. CONTROL SYSTEM
* Hanya dapat dieksekusi ketika prosesor berada dalam keadaan khusus tertentu atau sedang mengeksekusi suatu program yang berada dalam area khusus, biasanya digunakan dalam sistem operasi. * Contoh : membaca atau mengubah register kontrol.
2.14. JUMLAH ALAMAT
(NUMBER OF ADDRESSES)
* Salah satu cara tradisional untuk menggambarkan arsitektur prosessor adalah dengan melihat jumlah alamat yang terkandung dalam setiap instruksinya.
* Jumlah alamat maksimum yang mungkin diperlukan dalam sebuah instruksi :
1. Empat Alamat ( dua operand, satu hasil, satu untuk alamat instruksi berikutnya)
2. Tiga Alamat (dua operand, satu hasil)
3. Dua Alamat (satu operand merangkap hasil, satunya lagi operand)
4. Satu Alamat (menggunakan accumulator untuk menyimpan operand dan hasilnya)
Macam-macam instruksi menurut jumlah operasi yang
dispesifikasikan
1. O – Address Instruction
2. 1 – Addreess Instruction.
3. N – Address Instruction
4. M + N – Address Instruction
1. O – Address Instruction
2. 1 – Addreess Instruction.
3. N – Address Instruction
4. M + N – Address Instruction
Macam-macam instruksi menurut sifat akses terhadap memori
atau register
1. Memori To Register Instruction
2. Memori To Memori Instruction
3. Register To Register Instruction
1. Memori To Register Instruction
2. Memori To Memori Instruction
3. Register To Register Instruction
2.15. ADDRESSING
MODES
Jenis-jenis addressing modes (Teknik Pengalamatan) yang
paling umum:
* Immediate
* Direct
* Indirect
* Register
* Register Indirect
* Displacement
* Stack
* Immediate
* Direct
* Indirect
* Register
* Register Indirect
* Displacement
* Stack
2.16. TEKNIK
PENGALAMATAN
Untuk menyimpan data ke dalam memori komputer, tentu memori
tersebut diberi identitas (yang disebut dengan alamat/ address) agar ketika
data tersebut diperlukan kembali, komputer bisa mendapatkannya sesuai dengan
data yang pernah diletakkan di sana.
Teknik pengalamatan ini hampir sudah tidak diperlukan lagi
oleh pemakai komputer saat ini karena hampir seluruh software yang beredar di
pasaran tidak mengharuskan si pemakai menentukan di alamat mana datanya akan
disimpan (semua sudah otomatis dilakukan oleh si software).
Jadi, yang kita pelajari adalah bagaimana kira-kira si
software tersebut melakukan teknik pengalamatannya, sehingga data yang sudah
kita berikan dapat disimpan di alamat memori tertentu dan dapat diambil kembali
dengan tepat.
Ada tiga teknik dasar untuk pengalamatan, yakni
Pemetaan Langsung
Teknik ini dapat dijuluki dengan device dependent
(tergantung pada peralatan rekamnya), artinya, kita tidak dapat begitu saja
meng-copy data berkas ini ke komputer lainnya, karena mungkin saja di komputer
lainnya itu menggunakan alat rekam yang berbeda spesifikasinya.
Teknik ini juga dapat dijuluki dengan address space
dependent (tergantung pada alamat-alamat yang masih kosong), artinya, kita
tidak dapat begitu saja meng-copy data berkas ini ke komputer lainnya, karena
mungkin saja di komputer lainnya itu alamat-alamat yang dibutuhkan sudah tidak
tersedia lagi.
Teknik Pencarian Tabel
Teknik ini dilakukan dengan cara, mengambil seluruh kunci
atribut dan alamat memori yang ada dan dimasukkan ke dalam tabel tersendiri.
Jadi tabel itu (misal disebut dengan tabel INDEX) hanya berisi kunci atribut
(misalkan NIM) yang telah disorting (diurut) dan alamat memorinya.
Pencarian yang dilakukan di tabel INDEX akan lebih cepat
dilakukan dengan teknik pencarian melalui binary search (dibagi dua-dua, ada di
mata kuliah Struktur dan Organisasi Data 2 kelak) ketimbang dilakukan secara
sequential.
Nilai key field (kunci atribut) bersifat address space
independent (tidak terpengaruh terhadap perubahan organisasi file-nya), yang
berubah hanyalah alamat yang ada di INDEX-nya.
Teknik Kalkulasi Alamat
Perhitungan (kalkulasi) terhadap nilai kunci atribut untuk
mendapatkan nilai suatu alamat disebut dengan fungsi hash.
Bisa juga fungsi hash digabungkan dengan teknik pencarian
seperti tabel di atas, tetapi akan menjadi lebih lama pengerjaannya dibanding
hanya dengan satu jenis saja (fungsi hash saja atau pencarian tabel saja).
2.17. Bentuk instruksi:
- Format
instruksi 3 alamat
Mempunyai
bentuk umum seperti : [OPCODE][AH],[AO1],[AO2]. Terdiri dari satu alamat hasil,
dan dua alamat operand, misal SUB Y,A,B Yang mempunyai arti dalam bentuk
algoritmik : Y := A – B dan arti dalam bentuk penjelasan : kurangkan isi reg a
dengan isi reg B, kemudian simpan hasilnya di reg Y. bentuk bentuk pada format
ini tidak umum digunakan di dalam computer, tetapi tidak dimungkinkan ada
pengunaanya, dalam peongoprasianya banyak register sekaligus dan program lebih
pendek.
Contoh:
A, B, C, D, E, T, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
SUB Y, A, B Y := A – B
MPY T, D, E T := D × E
ADD T, T, C T := T + C
DIV Y, Y, T Y:= Y / T
Memerlukan 4 operasi
A, B, C, D, E, T, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
SUB Y, A, B Y := A – B
MPY T, D, E T := D × E
ADD T, T, C T := T + C
DIV Y, Y, T Y:= Y / T
Memerlukan 4 operasi
- Format
instruksi 2 alamat
Mempunyai bentuk umum :
[OPCODE][AH],[AO]. Terdiri dari satu alamat hasil merangkap operand, satu
alamat operand, missal : SUB Y,B yang mempunyai arti dalam algoritmik : Y:= Y –
B dan arti dalam bentuk penjelasan : kurangkan isi reg Y dengan isi reg B,
kemudian simpan hasillnya di reg Y. bentuk bentuk format ini masih digunakan di
computer sekarang, untuk mengoprasikan lebih sedikit register, tapi panjang
program tidak bertambah terlalu banyak.
Contoh :
A, B, C, D, E, T, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
MOVE Y, A Y := A
SUB Y, B Y := Y – B
MOVE T, D T := D
MPY T, E T := T × E
ADD T, C T := T + C
DIV Y, T Y:= Y / T
Memerlukan 6 operasi
A, B, C, D, E, T, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
MOVE Y, A Y := A
SUB Y, B Y := Y – B
MOVE T, D T := D
MPY T, E T := T × E
ADD T, C T := T + C
DIV Y, T Y:= Y / T
Memerlukan 6 operasi
- Format
instruksi 1 alamat
Mempunyai bentuk umum :
[OPCODE][AO]. Terdiri dari satu alamat operand, hasil disimpan di accumulator,
missal : SUB B yang mempunyai arti dalam algoritmik : AC:= AC – B dan arti
dalam bentuk penjelasan : kurangkan isi Acc dengan isi reg B, kemudian simpan
hasillnya di reg Acc. bentuk bentuk format ini masih digunakan di computer
jaman dahulu, untuk mengoprasikan di perlukan satu register, tapi
panjang program semakin bertambah.
Contoh :
A, B, C, D, E, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
LOAD D AC := D
MPY E AC := AC × E
ADD C AC := AC + C
STOR Y Y := AC
LOAD A AC := A
SUB B AC := AC – B
DIV Y AC := AC / Y
STOR Y Y := AC
Memerlukan 8 operasi
A, B, C, D, E, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
LOAD D AC := D
MPY E AC := AC × E
ADD C AC := AC + C
STOR Y Y := AC
LOAD A AC := A
SUB B AC := AC – B
DIV Y AC := AC / Y
STOR Y Y := AC
Memerlukan 8 operasi
- Format instruksi 0 alamat
Mempunyai bentuk umum : [OPCODE]. Terdiri dari semua alamat operand implicit, disimpan dalam bentuk stack. Operasi yang biasanya membutuhkan 2 operand, akan mengambil isi stack paling atas dan dibawahnya missal : SUB yang mempunyai arti dalam algoritmik : S[top]:=S[top-1]-S[top] dan arti dalam bentuk penjelasan : kurangkan isi stack no2 dari atas dengan isi stack paling atas, kemudian simpan hasilnya di stack paling atas, untuk mengoprasikan ada beberapa instruksi khusus stack PUSH dan POP.
Mempunyai bentuk umum : [OPCODE]. Terdiri dari semua alamat operand implicit, disimpan dalam bentuk stack. Operasi yang biasanya membutuhkan 2 operand, akan mengambil isi stack paling atas dan dibawahnya missal : SUB yang mempunyai arti dalam algoritmik : S[top]:=S[top-1]-S[top] dan arti dalam bentuk penjelasan : kurangkan isi stack no2 dari atas dengan isi stack paling atas, kemudian simpan hasilnya di stack paling atas, untuk mengoprasikan ada beberapa instruksi khusus stack PUSH dan POP.
Contoh :
A, B, C, D, E, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
PUSH A S[top] := A
PUSH B S[top] := B
SUB S[top] := A – B
PUSH C S[top] := C
PUSH D S[top] := D
PUSH E S[top] := E
MPY S[top] := D × E
ADD S[top] := C + S[top]
DIV S[top] := (A – B) /S[top]
POP Y Out := S[top]
Memerlukan 10 operasi
A, B, C, D, E, Y adalah register
Program: Y = (A – B) / ( C + D × E)
PUSH A S[top] := A
PUSH B S[top] := B
SUB S[top] := A – B
PUSH C S[top] := C
PUSH D S[top] := D
PUSH E S[top] := E
MPY S[top] := D × E
ADD S[top] := C + S[top]
DIV S[top] := (A – B) /S[top]
POP Y Out := S[top]
Memerlukan 10 operasi
0 Response to "Makalah Set Intruksi & Teknik Pengalamatan"
Post a Comment