Ditulis oleh - Taufik Ramadhan - 5 - Okt - 2015
Ada Apa Dibalik Pertemuan Setya Novanto-Donald Trump?
Beberapa waktu yang lalu Setya Novanto, Fadli Zon dll, selaku pimpinan DPR-RI menghadiri Konferensi Dunia IV Pimpinan Parlemen di New York, AS, pada tanggal 31 Agustus - tanggal 2 September 2015.
setelah jumpa pers kampanye politik bakal Calon Presiden Amerika Serikat, dari Partai Republik, Donald Trump pada Kamis pekan lalu di New York, Amerika Serikat.
Persoalan kehadiran Setya Novanto dkk selaku Pimpinan DPR-RI dalam acara jumpa pers Donald Trump, Capres AS dari Partai Republik itu kemudian menjadi berita yang sangat menarik.
Bukan saja karena hal itu dinilai sebagai telah melanggar Kode Etik DPR-RI, tetapi kehadiran Setya Novanto dkk memunculkan dugaan KKN atau setidak-setidaknya ada kaitannya dengan Hary Tanoesodibijo, pemilik MNC Group yang dikabarkan sedang berkongsi dengan Donald Trumph untuk membangun resort dan disney land termegah di Lido, Bogor.
Apabila kita mencermati peran dan posisi politik ketiga pihak yang terkait dengan kehadiran Setya Novanto dkk dalam jumpa pers Donald Trump, terdapat beberapa fakta sosial yang mengungkap adanya korelasi kearah hubungan yang bersifat bisnis, kekuasaan, kewenangan dan jabatan selaku Penyelenggara negara yang dari segi etika politik dan hukum bisa menimbulkan implikasi hukum baik dari segi pelanggaran Etika maupun dari segi pelanggaran Hukum.
Di media sosial, berita ini menuai sentimen negatif. Indonesia Indicator mencatat sentimen negatif tentang Fadli Zon terkait berita Donald Trump di Twitter memiliki persentase 40,4% sementara yang positif hanya 26,6%.
"Sementara Setya Novanto sentimen negatifnya 40,2% dan positifnya hanya 27%. Ini termasuk jarak cukup besar," kata Wildan Pramudya, Kepala Riset Indonesia Indicator.
Politisi Adian Napitupulu dalam Twiter @AdianNapitupulu mengatakan, "dihadapan Donald Trump Ketua DPR RI janji akan lakukan hal-hal besar untuk Amerika. Kok bukan untuk Indonesia?"
"Memalukan Ketua DPR kita ikut hadir di kampanye Donald Trump di US. Trump adalah kandidat presiden Partai Republik yang buruk dan norak," kata Ulil Abshar Abdalla melalui @ulil.
Di Facebook BBC Indonesia, kebanyakan pengguna juga mengkritik. Cinta Elang Laziale menulis, "katanya dulu anti Amerika saat kampaye, Jokowi antek Amerika, kok sekarang keliatan terbalik sih, tidak paham saya jadinya."
mungkin buat cari modal kampanye :D
ReplyDelete